Ciplukan, bagi angkatan 90an nama itu pasti tidak asing lagi. Ya, ini adalah semacam buah yang biasa ditemui secara liar di sawah-sawah atau pekarangan. Dulu, para bocah suka berburu buah ini karena rasanya yang manis dan kadang pula memainkannya. Di masa itu, ciplukan bisa dibilang tak begitu berharga. Para petani bahkan menganggapnya semacam hama.
Tapi, fenomena di atas itu hanya terjadi di masa lalu. Kini ciplukan sudah naik level dari mainan bocah dan dianggap hama, jadi semacam buah premium. Serius, buah ini sekarang dihargai cukup mahal untuk beberapa gram saja. Tentu orang-orang tidak ngelindur ya membanderolnya jadi mahal. Ciplukan sendiri memang memiliki manfaat luar biasa. Masih soal sang buah masa lalu, berikut fakta-fakta ciplukan.
Asal muasal tanaman liar ini
Ciplukan adalah sebutan tanaman semak-semak liar ini dalam bahasa Jawa. Orang Sunda menyebutnya cecendet, dan orang Madura menamainya Nyornyoran. Di Bali disebut Keceplokan. Bahkan di Inggris, juga ada, disebut Morel Berry. Artinya buah ini terdapat dimana-mana, terutama di dataran rendah, di bawah pohon pokok dan agak lembab. Buahnya berwarna kuning muda saat matang diliputi kulit tipis berbentuk seperti lampion.

Asal muasal tanaman liar ini
Ciplukan adalah sebutan tanaman semak-semak liar ini dalam bahasa Jawa. Orang Sunda menyebutnya cecendet, dan orang Madura menamainya Nyornyoran. Di Bali disebut Keceplokan. Bahkan di Inggris, juga ada, disebut Morel Berry. Artinya buah ini terdapat dimana-mana, terutama di dataran rendah, di bawah pohon pokok dan agak lembab. Buahnya berwarna kuning muda saat matang diliputi kulit tipis berbentuk seperti lampion.

Kandungan super tanaman Ciplukan
Siapa sangka buah yang tumbuh liar ini banyak manfaatnya? Hasil penelitian herbalis, menyimpulkan buah, daun dan akar Ciplukan banyak mengandung banyak senyawa alami yang bermanfaat seperti asam malat, asam sitrat, fisan alkaloid, tanin, kriptoxantin, vitamin C dan gula alami.

EmoticonEmoticon